www.smkkehutananrimbataruna.sch.id - Dalam kesempatan kali ini kita akan mempelajari berbagai upaya bangsa Indonesia untuk menghadapi ancaman disintegrasi.
A. PKI MADIUN 18, SEPTEMBER 1948
* Terjadi pada tanggal : 18 September 1948
* Tokoh : Muso dan Amir Syarifuddin
* Sebab- sebab :
1.
Pada awal pemerintahannya Amir Syarifuddin
berniat mendirikan negara komunis.Hal ini dibuktikan dengan adanya pendidikan
politik bagi TNI.
2.
Ketidakpuasan terhadap hasil Renville, dimana
pada saat itu kabinetnya adalah kabinet Hatta.
3.
Amir Syarifuddin kemudian melakukan oposisi,dan
membentuk FDR ( Front Demokrasi Rakyat ).
Muso bergabung dengan FDR membuat beberapa
kebijakan yang pada intinya mendukung ide- ide komunis diterapkan di
Indonesia.Puncaknya dengan diumumkannya Republik Soviet Indonesia.
TUJUAN
: Meruntuhkan RI yang merupakan hasil Proklamasi 17 Agustus
1945 yang berdasarkan Pancasila dan diganti dengan komunis.
*Cara mengatasi :
1.
Soekarnno- Hatta melalui pidatonya memberikan
pilihan kepada rakyat untuk memilih antara Soekarno-Hatta atau PKI-Muso.
2.
Panglima Besar Jendral Soedirman memerintahkan
kolonel Gatot Soebroto dan Sungkono mengerahkan pasukan TNI.Madiun berhasil
direbut pada tanggal 30 September 1948.
B.DARUL ISLAM/TENTARA ISLAM INDONESIA ( DI/TII )
1.Di Jawa Barat
*Terjadi pada tanggal : 7 Agustus 1949
*Tokoh : Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo
* Sebab : Penolakan Kartosuwiryo terhadap perjanjian
Renville yang mengharuskan TNI di daerah kantong hijrah ke Yogyakarta.Pada
waktu itu Kartosuwiryo berada di Jawa Barat,dan memproklamasikan berdirinya negara
Islam Indonesia (NII).
* Cara mengatasi :
Operasi militer
tanggal 27 Agustus 1949
Operasi Bharatayudha
2. Di Jawa Tengah
* Terjadi pada tanggal : 23 Agustus 1949
* Tokoh : Amir Fatah dan Kiai Sumolangu
* Sebab :
1.
Adanya persamaan ideologi antara Amir Fatah
dengan S.M. Kartosuwirjo, yaitu keduanya menjadi pendukung setia Ideologi
Islam.
2.
Amir Fatah dan para pendukungnya menganggap
bahwa aparatur Pemerintah RI dan TNI yang bertugas di daerah Tegal-Brebes telah
terpengaruh oleh "orang-orang Kiri", dan mengganggu
perjuangan umat Islam.
3.
Adanya pengaruh "orang-orang
Kiri" tersebut, Pemerintah RI dan TNI tidak menghargai perjuangan Amir
Fatah dan para pendukungnya selama itu di daerah Tegal-Brebes. Bahkan kekuasaan
yang telah dibinanya sebelum Agresi Militer II, harus diserahkan kepada TNI di
bawah Wongsoatmojo.
4.
Adanya perintah penangkapan dirinya oleh Mayor
Wongsoatmodjo
* Cara mengatasi : Tahun 1957 ditumpas melalui operasi
gerakan Banteng Nasional dari divisi Diponegoro.
3. Di Aceh
* Terjadi pada tanggal : Pemberontakan DI/TII di Aceh
dimulai dengan "Proklamasi" Daud Beureueh bahwa Aceh
merupakan bagian "Negara Islam Indonesia" di bawah pimpinan
Imam Kartosuwirjo pada tanggal 20
September 1953.
* Tokoh : Daud Beureuh
* Sebab :
- Persoalan otonomi daerah
- Pertentangan antar golongan
- Tidak lancarnya rehabilitasi dan modernisasi daerah
* Cara mengatasi : Pemberontakan Daud Beureuh ini dilakukan
dengan suatu " Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh" pada bulan
Desember 1962 atas prakarsa Panglima Kodam I/Iskandar Muda, Kolonel Jendral Makarawong.
4.Di Sulawesi Selatan
*Terjadi pada tanggal : 17 Agustus 1951
* Tokoh : KaharMuzakar
* Sebab : Pada tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar menuntut
kepada pemerintah agar pasukannya yang tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi
Selatan dimasukkan ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat ( APRIS
). Tuntutan ini ditolak karena harus melalui penyaringan.
* Cara mengatasi :
1.
Operasi Militer
2.
Pada bulan Februari 1965 Kahar Muzakar berhasil
ditangkap dan ditembak mati sehingga pemberontakan DI/TII di Sulawesi dapat
dipadamkan.
5. Di Kalimantan Selatan
* Terjadi pada Bulan oktober 1950
* Tokoh : Ibnu Hajar
* Sebab : Ketidakpuasan terhadap kebijakan mengenai TNI
* Cara mengatasi :
Dalam menghadapi gerombolan DI/TII tersebut pemerintah pada
mulanya melakukan pendekatan kepada Ibnu Hadjar dengan diberi kesempatan untuk
menyerah, dan akan diterima menjadi anggota ABRI. Ibnu Hadjar sempat menyerah,
akan tetapi setelah menyerah dia kembali melarikan diri dan melakukan pemberontakan
lagi sehingga pemerintah akhirnya menugaskan pasukan ABRI (TNI-POLRI) untuk
menangkap ibnu Hadjar. Pada akhir tahun 1959 Ibnu Hadjar beserta seluruh anggota
gerombolannya tertangkap dan dihukum mati.
C. Pemberontakan Andi Azis
* Terjadi pada : 5 April 1950
* Tokoh : Andi Azis
* Sebab :
1.
Menuntut agar pasukan bekas KNIL saja yang
bertanggung jawab atas keamanan di Negara Indonesia Timur.
2.
Menentang masuknya pasukan APRIS dari TNI
3.
Mempertahankan tetap berdirinya Negara Indonesia
Timur.
* Cara mengatasi :
1.
Pada tanggal 8 April 1950 dikeluarkan ultimatum
bahwa dalam waktu 4 x 24 jam Andi Azis harus melaporkan diri ke Jakarta untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya, pasukannya harus dikonsinyasi,
senjata-senjata dikembalikan, dan semua tawanan harus dilepaskan.
2.
Kedatangan pasukan pimpinan Worang kemudian
disusul oleh pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Kolonel A.E Kawilarang pada
tanggal 26 April 1950 dengan kekuatan dua brigade dan satu batalion di
antaranya adalah Brigade Mataram yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Suharto.
Kapten Andi Azis dihadapkan ke Pengadilan Militer di Yogyakarta untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya dan dijatuhi hukuman.
D. REPUBLIK MALUKU SELATAN(RMS)
* Terjadi pada : tanggal 25 April 1950
* Tokoh : Soumokil, J.H. Manuhutu, Frans Tutuhatunewa
* Sebab : Mendirikan negara sendiri
* Cara mengatasi : Menggunakan pasukan ekspedisi yang
dipimpin oleh Kolonel A.E Kawilarang
E. PRRI/PERMESTA :
* Awal peristiwa :
Pemerintahan
Revolusioner Republik Indonesia (biasa disingkat dengan PRRI) merupakan salah
satu gerakan pertentangan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat
(Jakarta) yang dideklarasikan pada tanggal 15 Februari 1958.
*Tokoh : Dengan keluarnya ultimatum dari Dewan Perjuangan
yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein di Padang, Sumatera Barat,
Indonesia.
* Sebab :
Konflik yang terjadi ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan
keinginan akan adanya otonomi daerah yang lebih luas. Selain itu ultimatum yang
dideklarasikan itu bukan tuntutan pembentukan negara baru maupun pemberontakan,
tetapi lebih kepada konstitusi dijalankan. Pada masa bersamaan kondisi
pemerintahan di Indonesia masih belum stabil pasca agresi Belanda. Hal ini juga
mempengaruhi hubungan pemerintah pusat dengan daerah serta menimbulkan berbagai
ketimpangan dalam pembangunan, terutama pada daerah-daerah di luar pulau Jawa. Dan
sebelumnya bibit-bibit konflik tersebut dapat dilihat dengan dikeluarkannya
Perda No. 50 tahun 1950 tentang pembentukan wilayah otonom oleh provinsi
Sumatera Tengah waktu itu yang mencakup wilayah provinsi Sumatera Barat, Riau,
Kepulauan Riau, dan Jambi.
Admin Pembelajaran Online
Angga Hermansah