www.smkkehutananrimbataruna.sch.id -
Definisi Umum Budaya Politik
Definisi atau
pengertian budaya politik adalah sebuah pola perilaku dalam suatu masyarakat
untuk menghadapi kehidupan berbangsa dan bernegara, serta melaksanakan
penyelenggaraan tata administrasi negara, politik dan pemerintahan, serta
hukum, dan norma kebiasaaan yang tentunya banyak dihayati dan ditaati seluruh
anggota dalam tataran masyarakat setiap saat.
Makna budaya politik
juga dapat disebut sebagai sebuah sistem nilai bersama dalam masyarakat yang
mempunyai kesadaran tertentu untuk dapat turut serta dalam mekanisme
pengambilan keputusan secara kolektif dan/atau penentuan sebuah bentuk
kebijakan publik yang berdampak bagi masyarakat secara keseluruhan.
Definisi Budaya Politik Menurut Ahli
1. Austin Ranney
Menurut seorang ahli bernama Austin Ranney, budaya politik
adalah seperangkat pandangan mengenai sebuah sistem politik dan pemerintahan
yang dipegang bersama-sama, sebuah pola orientasi terhadap objek politik.
2.
Mochatar Massoed
Sedangkan menurut Mochtar Massoed, budaya politik adalah suatu
sikap dan sekaligus bentuk orientasi warga terhadap kehidupan pemerintahan
negara berikut politiknya.
3.
Miriam Budiharjo
Lebih lanjut lagi, Miriam Budiharjo mengartikan budaya politik
sebagai sebuah keseluruhan dari pandangan politik baik itu yang berisikan norma
norma, pola orientasi terhadap bidang politik dan tentunya pandangan hidup pada
umumnya.
4.
Sidney Verba
Seorang ahli bernama Sidney Verba juga mengatakan bahwa budaya
politik merupakan suatu sistem kepercayaan empirik, simbol simbol ekspresif dan
juga nilai nilai yang menegaskan bahwa terdapat suatu situasi dimana terdapat
tindakan politik yang dilakukan.
Tipe-Tipe Budaya Politik
1. Berdasarkan Sikap Yang
Ditunjukkan
Terdapat beberapa tipe budaya politik yang berkembang di
masyarakat. Budaya politik dapat dibedakan berdasarkan sikap yang ditunjukkan
dan orientasi politiknya. Berdasarkan sikap yang ditunjukkan, budaya politik
dapat dibedakan menjadi :
a. Budaya politik militan
Budaya politik dimana tidak ada perbedaan yang dipandang sebagai
sebuah usaha untuk mencari alternatif terbaik, tetapi dipandang sebagai sebuah
usaha jahat yang menentang. Bila terjadi suatu krisis, maka yang akan dicari
adalah kambing hitamnya.
b. Budaya politik toleransi
Merupakan budaya politik yang mempunyai pemikiran terpusat pada
masalah atau ide yang harus dinilai, berusaha mencari dan mencapai sebuah
konsensus yang wajar dan akan selalu membuka pintu untuk bekerja sama.
mengembangkan sikap netral terhadap ide orang, bukan menaruh curiga pada orang
lain.
2. Berdasar Orientasi Politik
Sedangkan berdasarkan orientasi politiknya, budaya politik
dibagi menjadi :
a. Budaya politik parokial
Merupakan suatu bentuk budaya politik yang mempunyai tingkat
partisipasi yang sangat rendah. Budaya politik dalam suatu masyarakat dikatakan
sebagai budaya politik yang parokial apabila terdapat suatu frekuensi orientasi
terhadap mereka dan juga terhadap empat bentuk dimensi penentu dari sebuah
budaya politik yang mendekati angka nol atau bahkan tidak mempunyai perhatian
terhadap keempat dimensi yang bersangkutan tadi.
Tipe dari budaya politik ini pada umumnya berada di wilayah
Afrika ataupun beberapa masyarakat pedalaman yang ada di Indonesia. Dalam tipe
masyarakat ini, tidak ada satu pun peran politik yang sifatnya khusus.
b. Budaya politik kawula (subyek)
Merupakan suatu budaya politik dimana masyarakatnya sudah lebih
maju baik itu di bidang ekonominya maupun kehidupan sosialnya meskipun sifatnya
masih pasif. tipe budaya politik ini dalam masyarakat, mempunyai ciri adanya
suatu frekuensi orientasi yang cukup tinggi terhadap adanya suatu pengetahuan
dalam tataran sistem politik secara umum berikut adanya objek output atau
pemahaman tentang penguatan kebijakan Pemerintah.
Para subyek akan menyadari adanya otoritas dari pemerintah dan
secara efektif akan diarahkan pada otoritas yang bersangkutan. Sikap masyarakat
kepada berbagai macam sistem politik yang ada, diperlihat kan dengan rasa tdak
suka. Intinya, dalam budaya politik tipe ini, terdapat bebragai pengetahuan dan
wawasan yang cukup memadai mengenai sebuah sistem politik yang berlaku umum
sekaligus adanya proses penguatan kebijakan Pemerintah.
3. Budaya politik partisipan
merupakan suatu budaya politik yang ada dan tentunya mempunyai
tanda berupa timbulnya kesadaran politik yang relatif tinggi dikalangan
masyarakat. Masyarakat akan selalu dan mampu memberikan opininya serta aktif
dalam berbagai kegiatan politik.
Masyarakat dalam tipe budaya politik ini akan mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang sebuah sistem politik pada umumnya, memahami
peran pemerintah sebagai otoritas pembuat kebijakan berikut penuguatan
sekaligus adanya partisipasi dan peran aktif dalam sebuah proses politik yang
saat ini sedang berlangsung.
Masyarakat juga akan cenderung diarahkan pada peranan pribadi
aktif melalui seluruh jenis dimensi diatas yang telah disebutkan. Meskipun
secara perasaan dan evaluasi mereka yang dilakukan terhadap peran tersebut
efektif, maka peran yang bersangkutan dapat bersifat menerima maupun menolak.
Ciri-Ciri
Budaya Politik
Terdapat beberapa macam ciri dari budaya politik, diantaranya
adalah :
1. Adanya budaya politik mengenai masalah legitimasi.
2. Adanya perilaku dari aparat negara.
3. Ada suatu pengaturan kekuasaan.
4. Adanya kegiatan partai politik.
5. Adanya proses pembuatan kebijakan pemerintah.
6. Adanya pola pengalokasian sumber-sumber masyarakat.
7. Adanya gejolak di masyarakat terhadap suatu kekuasaan yang
memerintah.
Komponen
Budaya Politik
Terdapat setidaknya 3 komponen budaya politik, diantaranya
adalah :
1.
Orientasi kognitif
Merupakan orientasi yang berkaaitan dengan berbagai macam bentuk
keyakinan dan pemahaman individu terkait sistem politik beserta atributnya.
seperti contohnya adalah tentang ibu kota, lambang negara, dan lain sebagainya.
2.
Orientasi afektif
Merupakan sebuah orientasi yang berkaitan dengan emosional
individu dalam budaya politik yang sedang berjalan dalam suatu pemerintahan.
3.
Orientasi evaluatif
Merupakan orientasi yang berkaitan dengan kemampuan dan peran
serta kapasitas seseorang dalam memberikan sebuah penilaian pada sistem politik
yang berjalan berikut peranan individu yang ada didalamnya.Faktor yang
mempengaruhi komponen ini adalah pendidikan, latar belakang, kondisi, dan juga
pemahaman serta berbagai macam faktor pendukung lainnya.
Budaya Politik Di Indonesia
Di Indonesia, budaya politik dapat dinilai berdasarkan hal-hal
dibawah ini :
1.
Hierarki yang ketat
Masyarakat di Pulau Jawa dan sebagian besar masyarakat di
Indonesia, pada umumnya bersifat hierarkis. terdapat suatu stratifikasi sosial
yang hierarkis yang nampak dari adanya pemisahan tegas antara pengusaha dan
wong cilik.
Penguasa bisa memakai bahasa yang kasar pada bawahan atau
rakyatnya. Dalam kehidupan politik, pengaruh adanya suatu stratifikasi sosial
ini tercermin pada cara penguasa merefleksikan dirinya sendiri dan
masyarakatnya.
2. Kecenderungan patronage
Pola hubungan ini sejatinya adalah salah satu jenis budaya
politik yang lebih menonjol dan dominan di Indoensia. pola ini bersifat sangat
individual dimana tumbuh dan berkembangnya akan selalu nampak dan dikenang di
kalangan pelaku politik.
Dalam kehidupan berpolitik, tumbuhnya suatu budaya politik ini
semacam tampak di kalangan para pelaku politik yang bersangkutan. mereka tentu
akan banyak mencari keuntungan dan dukungan dari atas daripada harus menggali
dukungan dari basisnya.
3. Kecenderungan neo
patrimonalisalistik
Kecenderungan politik di Indoensia adalah adanya budaya politik
yang sifatnya neo patrimonialistik yang artinya, meskipun terdapat atribut yang
sifatnya modern dan rasionalistik seperti birokrasi, perilku negara masih
memperlihatkan adanya tradisi dan budaya politik yang mempunyai karakter
patrimonial.
Contoh
Budaya Politik
Budaya politik pada dasarnya dapat dilakkan dalam berbagai
lingkungan, bisa itu lingkungan masyarakat dan bisa juga lingkungan keluarga
maupun sekolah. Beberapa contoh budaya politik dapat anda simak dibawah ini.
1. Mengikuti pemilihan umum (pemilu) bagi seseorang yang sudah
berusia 17 tahun secara tertib.
2. Mengikuti demo atau unjuk rasa sebagai salah satu sarana
menyalurkan aspirasi yang tidak merugikan siapapun.
3. Ikut dalam pemilihan ketua dan wakil OSIS.
4. Menyalurkan aspirasi dan gagasan melalui berbagai macam forum
dan musyawarah.
5. Mendengarkan nasihat dari orang tua.
6. Berpartisipasi dalam suatu organisasi dalam berbagai tingkatan,
mulai dari lingkungan sekitar sampai tingkatan nasional.
7. Melakukan musyawarah keluarga guna mengambil keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar